Daftar Manusia Misterius dan terkenal di Indonesia
Senin, 21 Juni 2010
Supriyadi adalah pahlawan nasional Indonesia, pemimpin pemberontakan pasukan Pembela Tanah Air (PETA) terhadap pasukan pendudukan Jepang di Blitar pada Februari 1945. Ia ditunjuk sebagai menteri keamanan rakyat pada kabinet pertama Indonesia, namun tdk pernah muncul utk menempati jabatan tersebut.
Pada waktu itu, Supriyadi memimpin sebuah pasukan tentara bentukan Jepang yng beranggotakan orang orang Indonesia. Karena kesewenangan dan diskriminasi tentara Jepang terhadap tentara PETA dan rakyat Indonesia, Supriyadi gundah. Ia lantas memberontak bersama sejumlah rekannya sesama tentara PETA. Namun pemberontakannya tdk sukses. Pasukan pimpinan Supriyadi dikalahkan oleh pasukan bentukan Jepang lainnya, yng disebut Heiho.
Kabar yng berkembang kemudian, Supriyadi tewas. Tetapi, hingga kini tdk ditemukan mayat dan kuburannya.
Namun yng membikin sosok Supriyadi semakin misterius adalah banyaknya kemunculan orang-orang yng mengaku sebagai Supriyadi. Salah satu yng cukup kontroversial adalah sebuah acara pembahasan buku ‘Mencari Supriyadi, Kesaksian Pembantu Utama Bung Karno’, yng diadakan di Toko Buku Gramedia di Jalan Pandanaran Semarang. Dalam acara itu, seorang pria sepuh bernama Andaryoko Wisnu Prabu membuka jati diri dia sesungguhnya. Dia mengaku sebagai Supriyadi, dan kini berusia 88 tahun.
Namun sampai sekarang pengakuan tersebut belum bisa dibuktikan kebenarannya, meski secara perawakan dan sejumlah saksi membenarkan klaim tersebut.
2 Tan Malaka
Spoiler for :
Salah satu sosok pahlawan nasional kita yng terlupakan. Mungkin salah sedikit (atau satu-satunya) sosok pahlawan yng memiliki kisah petualangan dari negara ke negara lain dan menjadi sosok yng paling dicari oleh Belanda dan banyak negara lain. Selain itu, pada masa revolusi kemerdekaan keberadaannya selalu dicari oleh para pejuang pada saat itu (termasuk oleh Bung Karno) karena hobinya melakukan penyamaran utk menghindari mata-mata musuh, sehingga sosoknya selalu misterius dan tdk banyak yng mengenal dengan pasti seperti apa sosok yng bernama asli Sutan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka itu.
Namun sayangnya keberadaan dari tokoh aliran kiri ini hilang secara misterius dalam pergolakan revolusi kemerdekaan itu.
3. Gunadarma
Borobudur dan Gunadarma adalah dua nama yng tdk bisa terpisahkan. Dalam sejumlah literatur, Candi Borobudur diarsiteki oleh sekelompok kaum atau sekelompok brahmana yng meletakkan dasar pada sebuah tempat pemujaan nya dan kemudian entah beberapa waktu kemudian (kemungkinan bisa puluhan, ratusan atau malah ribuan) dibuatkan sebuah proyek mega raksasa, pemberian sebuah “kulit” yng katanya dikepalai oleh seorang arsitek bernama Gunadarma.
Sedangkan siapa sebenarnya sekelompok kaum brahmana yng terdahulu tdk diketemukan catatan resmi tentang mereka, kemudian cerita tentang kepala penanggung jawab mega proyek pembuatan “kulit” situs tersebut yaitu Gunadarma juga tdk ada sebuah keterangan resmi mengenainya, bisa jadi kata Gunadarma adalah sebuah kata symbol dan bukan merupakan nama seseorang.
Kalau memang benar Gunadarma yng mengarsiteki pembangunan Candi Borobudur, maka perlu kita acungi jempol (kalo perlu pake empat kaki!) bagaimana Gunadarma melakukan perencanaan yng tepat dengan kondisi teknologi yng pada saat itu belum begitu canggih. Namun sampai saat ini nama Gunadarma dan Borobudur itu sendiri masih menjadi misteri yng belum bisa diungkapkan dengan tuntas.
4. Ki Panji Kusmin
Suatu ketika majalah Sastra, dengan cetakan tahun VI No. 48, Agustus 1968, memuat sebuah cerpen yng berjudul Langit Makin Mendung yng dikarang oleh Ki Panji Kusmin (diduga ini nama samaran). Cerpen ini bercerita tentang Nabi Muhammad yng memohon izin kepada Tuhan utk menjenguk umatnya. Disertai malaikat Jibril, dengan menumpang Bouraq, Nabi mengunjungi Bumi. Namun Bouroq bertabrakan dengan satelit Sputnik sehingga Nabi serta Malaikat Jibril terlempar dan mendarat di atas Jakarta. Di situ Nabi menyaksikan betapa umatnya telah menjadi umat yng bobrok. Cerpen ini adalah sindiran terhadap laku keagamaan masyarakat luas yng ”menyimpang” pada waktu yng belum jauh berselang dari terjadinya Tragedi 1965.
Namun akibat penerbitan Cerpen yng bikin heboh umat ini, Ki Panji Kusmin dituduh telah melakukan penodaan terhadap agama karena mempersonifikasikan Tuhan, Nabi Muhammad, dan Malaikat Jibril. Tanpa ampun lagi H.B. Jassin selaku penanggung jawab majalah itu dibawa ke pengadilan dan dipaksa utk mengungkap siapa sebenarnya Ki Panji Kusmin. H.B. Jassin menolak utk mengungkap jati diri Ki Panji Kusmin. sampai saat ini pun identitas dari Ki Panji Kusmin tdk terungkap dan dibawa hingga ke liang lahat oleh H.B. Jassin.
5. Imam Sayuti alias Tebo
Suatu hari, pada 1970 hiduplah sepasang suami-istri Fai dan Nasikah di lereng Gunung Watungan, Desa Wuluhan, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Fai bekerja sebagai kuli bangunan, istrinya membantu mencari kayu di hutan Ambulu. Masih pengantin baru, konon mereka belum sempat berhubungan suami-istri, Fai pergi ke kota utk bekerja di proyek. Fai pun pamit utk jangka waktu lama.
Ternyata, baru tiga hari pamitan, ‘Fai’ pulang lagi menemui Nasikah. (Dipercaya sebagai gendruwo atau makhluk halus. Postur, cara bicara, suara, dan perilakunya persis Fai, sang suami asli). Nah, si gendruwo yng menyamar sebagai Fai ini kemudian menyetubuhi Nasikah.
Nasikah, wanita desa itu, tenang-tenang saja karena menganggap ‘laki-laki’ itu suaminya yng sah. Bulan ketujuh Nasikah hamil, Fai palsu pamit. Datanglah Fai yng asli. Maka gegerlah sudah keluarga baru ini. Lalu, lahirlah bayi penuh rambut di tubuh dengan bintik-bintik merah. Orang tuanya memberi nama Imam Sayuti. Tapi laki-laki kekar ini diberi nama gaib, Tebo, sesuai dengan petunjuk ‘dari langit’. Tebo kemudian diasuh oleh pasangan suami-istri ini layaknya anak mereka sendiri.
Sosok ini cukup menarik perhatian ketika Tebo dititipkan oleh manajer Wahana Misteri (penyelenggara pameran yng berkaitan dengan hal-hal gaib) pada tahun 1990 dan menjadi bintang pameran di sana. Akhirnya kontroversi keberadaan sosok ini merebak.
Tentu suatu hal yng ganjil jika ada makhluk alam lain bisa ’bersetubuh’ dengan manusia dan melahirkan manusia ’gado-gado’.
6. Perobek Bendera Belanda di Hotel Oranje
Peristiwa 10 November 1945 tentu tdk lepas dari dipicunya oleh salah satu peristiwa yng paling heroik, yaitu perobekan bendera Belanda di atas Hotel Oranje. Kisah ini dipicu oleh berita bahwa di Hotel Oranje di Tunjungan telah dikibarkan bendera Belanda merah-putih-biru oleh Mr Ploegman. Tentu saja hal tersebut tdk diterima oleh para arek-arek Suroboyo yng merasa pengibaran bendera tersebut dianggap sebagai penghinaan sebagai bangsa yng merdeka.
Pada akhirnya Mr. Ploegman dibunuh oleh seorang pemuda mendekati dirinya tanpa ia ketahui dan menusukkan pisaunya bertubi-tubi. Pada saat itu Mr. Ploegman menghadapi ribuan massa di depan hotel yng menuntut penurunan bendera triwarna tersebut. Pada saat itu teriakan utk menurunkan bendera kian membahana. Sejumlah pemuda telah membawa tangga utk naik ke atap hotel, terdapat 8 sampai 10 pemuda. Dari atap ada yng naik ke tiang bendera dalam gemuruh teriakan, lalu bagian biru bendera itu pun dirobek, dan jadilah kini Sang Merah Putih yng berkibaran di angkasa.
Lalu yng menjadi pertanyaan adalah siapakah yng menjadi perobek bendera tersebut? Dalam kondisi yng sangat kacau dan penuh massa, tentu tdk mudah bagi para saksi sejarah utk mengetahui secara pasti siapakah yng melakukannya.
7. Penulis Buku Darmogandhul
Mungkin di antara karya-karya sastra kuno berbahasa Jawa, kitab Darmogandhul adalah salah satu sastra Jawa yng sangat kontroversial. Selain isinya banyak memutarbalikkan ajaran agama tertentu, juga kitab ini sarat dengan sejumlah keganjilan-keganjilan sejarah sebenarnya.
Walaupun menggunakan latar belakang kisah runtuhnya Majapahit dan berdirinya kerajaan Demak Bintara, namun kisah Darmogandhul mencuatkan hal-hal yng tdk masuk akal pada zamannya. Hal ini didapati pada untaian kisah berikut:
… wadya Majapahit ambedili, dene wadya Giri pada pating jengkelang ora kelar nadhahi tibaning mimis, …
Maksudnya: pasukanMajapahit menembak dengan senapan, sedangkan pasukan Giri berguguran akibat tdk kuat menerima timah panas. . Darmogandhul ditulis setelah kedatangan bangsa Eropa, bukan pada saat peralihan kekuasaan dari Majapahit ke Demak Bintara.
Lalu siapakah sebenarnya penulis kitab ini? Sampai saat ini belum ada yng bisa menunjukkan secara pasti siapakah pengarang kitab ’ngawur’ ini.Kitab Darmogandhul diduga hanya produk rekayasa sastra Jawa yng dipergunakan utk kepentingan penjajah Belanda. Sumber
0 komentar:
Posting Komentar