Join and earn money by advertising in Kumpulblogger.com

10 Tips Hemat Kertas

Kamis, 17 Juni 2010

10 Tips Hemat Kertas
Setiap hari kita pasti menggunakan atau paling tidak berhubungan dengan kertas. Tanpa sadar kalau perilaku boros kertas itu ternyata turut membantu laju penguranga hutan (deforestasi). Setiap 15 rim kertas ukuran A4 itu akan menebang 1 pohon. Setiap 7000 eks lempar koran yang kita baca setiap hari itu akan menghabiskan 10-17 pohon hutan. Dalam satu hari ada berapa jutaan lembar kertas yang dipakai oleh orang Indonesia, dan ini artinya ada jutaan pohon hutan yang ditebang untuk memenuhi kebutuhan itu.


Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk membantu menyelamatkan hutan Indonesia yang luasnya tinggal 120 juta ha? Jika kita hanyalah ‘orang biasa’ yang tidak punya kekuatan politik dan kebijakan yang bisa merubah sesuatu secara system, kita bisa berubah menjadi orang luar biasa dengan menerapkan perilaku yang ramah terhadap hutan. Misalnya dengan menghemat penggunaan kertas, karena kertas itu bahannya adalah dari kayu hutan. Sekitar 70% bahan kertas adalah menggunakan kayu dari hutan.
Coba simak tips-tips hemat keras di bawah ini:

1. Gunakan kertas dua sisi

Untuk dokumen yang bersifat draft atau tidak terlalu penting, cetaklah dua sisi. Ini akan menghemat kertas, karena jika anda mencetaknya di satu sisi anda butuh 100 lembar, maka dengan mencetaknya di dua sisi maka anda hanya akan membutuhkan 50 lembar kertas saja.

2. Gunakan kertas bekas

Jangan buru-buru membuang kertas bekas anda, coba lihat barangkali ada sisi yang masih kosong. Gunakan sisi kertas yang masih kosong itu untuk menulis draft atau catatan memo anda. Anda juga bisa membendel kertas bekas tersebut untuk buku kecil (notebook) yang bisa anda bawa untuk catatan selama travelling.

3. Ubah margin dokumen

Perkecil margin dokumen anda atau perkecil hurufnya sehingga akan lebih banyak memuat huruf dalam satu halamannya. Gunakan font Times New Roman atau Arial., karena jenis font ini menggunakan ruang yang lebih sedikit dibanding font lainnya.

4. Maksimalkan email

Untuk surat menyurat yang tidak terlalu penting dan tidak butuh bukti fisik berupa print surat, cukup gunakan email. Untuk komunikasi internal antar kantor cabang/perwakilan, biasakan gunakan email, tidak perlu surat menyurat dengan mencetak kertas. Menggunakan email akan menghemat kertas dan juga biaya, karena anda tidak perlu membayar biaya pos pengiriman surat. Undangan diskusi atau seminar juga lebih efektif dan hemat jika menggunakan email.

5. Simpan dokumen secara digital

Untuk dokumen atau laporan bulanan tidak harus slelau dicetak, cukup dalam bentuk digital dan disimpan secara sitematis di computer anda. Pengiriman laporan juga cukup via email saja. Jika memang anda benar-benar membutuhkan untuk me-ngeprint dokumen tersebut, maka anad bisa mencetak dokumen tersebut. Tidak semua dokumen perlu dicetak bukan? Cukup simpan saja file-nya di computer anda dan pastikan anda punyaback up-nya di tempat lain misalnya di flash discdisc atau external hard disc untuk jaga-jaga jika file di computer utama anda error.

6. Gunakan kamera digital

Jika anda hobby fotografi atau ingin mendokumentasikan sebuah momen dengan kamera foto, gunakan kamera digital. Simpan foto-foto hasil jepretan anda di computer secara sistematis. Jika anda ingin mencetak foto tersebut, pilih mana foto yang memang benar-benar anda inginkan untuk dicetak.

7. Tidak perlu membagikan buku notes dalam seminar

Bila menyelenggarakan sebuah seminar atau workshop, anda tidak perlu membagikan buku notes. Kebanyakan orang yang mau menghadiri sebuah seminar atau workshop itu sudah punya buku catatan sendiri, apalagi untuk orang yang memang sudah professional. Dengan tidak membagikan buku notes ke peserta seminar anda akan hemat kertas dan juga hemat biaya. Untuk dokumen yang yang akan dibahs dalam sebuah seminar/workshop, anda bisa mengirimkannya via email bersama undangan seminar tersebut, dengan demikian peserta punya waktu untuk mempelajarai materi seminar tersebut.

8. Mengoptimalkan Koran

Masyarakat modern selalu membutuhkan berita dan salah satu sumbernya adalah dari koran. Jika anda sudah merasa cukup mendapatkan informasi atau berita dari media online atau internet, maka anda tidak harus membeli Koran tersebut. Jika anda memang ingin membaca koran secara konvensional, coba bacalah koran yang ada di kantor anda. Anda tidak harus selalu membeli koran, apalagi kalau hanya sekedar untuk mengisi waktu kosong saja.
Jika anda langganan Koran di rumah atau kantor, kumpulkan koran tersebut dengan rapi dan jika sudah dalam jumlah cukup banyak jual ke tukang loak, karena kertas Koran bekas tersebut bisa didaur ulang lagi. Lumayan anda akan punya pemasukan kecil dari menjual kertas Koran bekas tersebut dan turut membantu proses daur ulang.

9. Gunakan kertas daur ulang atau kertas berbahan non kayu

Jika memungkinkan gunakan kertas hasil daur ulang atau kertas berbahan non kayu (misalnya kertas dari merang). Sayangnya di Indonesia masih sangat sulit menemukan produk ini, jika adapun harganya lebih mahal dibanding kertas biasa.

10. Pikir ulang sebelum menyebarkan brosur

Seringkali untuk kepentingan promosi kita membagi-bagikan brosur, namun apakah pembagian brosur tersebut sudah efektif? Ada banyak fakta bahwa orang (80%) yang menerima brosur tersebut ternyata kemudian membuang brosur tersebut. Jika demikian bukankah promosi kita akan menjadi sia-sia? Jika harus membagikan brosur, pastikan brosur tersebut diterima orang yang benar-benar tertarik dengan produk yang anda tawarkan atau orang yang memang benar-benar potensial untuk membeli produk yang anda tawarkan. Menyebarkan brosur di jalanan bukalah tindakan bijak, ini bukan hanya akan mengotori jalan namun juga boros dan tidak efektif. Sumber

0 komentar:

Follow Me

Blog Archive

Online

Directory

The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di Dadaku Text Back Links Exchange Free Automatic Link Free Automatic Backlink http://Link-exchange.comxa.com Powered by Mysiterank

  © Web Design By Septiyans   © Blogger template Writer's Blog by Ourblogtemplates.com 2008   ©The Javanese   ©Doea Enam

Back to TOP