Wisata Mistis di Bandung Berpotensi Menarik Wisatawan Asing
Selasa, 08 Juni 2010
Wisata Bandung tak hanya melulu soal kuliner dan juga FO. Bangunan tua pun bisa menarik wisatawan. Peluang inilah yang ditangkap Komunitas Bandung Trails. Dengan label Urbandung Legend, komunitas ini mengajak wisatawan mengunjungi gedung-gedung peninggalan Belanda. Tapi hanya gedung atau tempat yang mempunyai cerita mistis saja yang didatangi.
"Urbandung Legend sudah dimulai sejak 2008 lalu. Konsepnya kita mengangkat tema atau gosip tempat mistis yang jadi perbincangan masyarakat luas. Jadi kita datangin tempat yang konon memiliki cerita mistis atau angker," ujar Pendiri Komunitas Bandung Trails Teguh Amor Patria saat ditemui di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Jalan Setiabudhi.
Rute Urbandung Legend dimulai dari Taman Belitung, lalu ke SMA 5. Konon, tuturnya, di salah satu MA favorit di Bandung ini, kerap muncul hantu Noni Belanda yang mempunyai nama Nancy. "Katanya dia bunuh diri," kisahnya.
Lalu setelah dari SMA 5, berjalan kaki ke Patung Pastur di Taman Maluku. Konon, kepala patung ini bisa menoleh ke kanan kiri. Patung ini juga dijaga anjing yang tak terlihat kasat mata.
Setelah itu berlanjut ke ambulans Jalan Bahureksa, yang kisahnya sempat diangkat ke layar lebar. "Kemudian kita ke sekolas St Aloysius, dulu di sini tempat tawanan Belanda, kemudian berakhir di Sawung Galing. Kalau di sana cuma tempat rehat saja," jelas Teguh
Potensi untuk Tarik Wisman
Pendiri Komunitas Bandung Trails Teguh Amor Patria mengaku Urbandung Legend mengadopsi wisata mistis dari luar negeri, yang sudah menjadi tren. Peminatnya pun diakui Teguh bukan hanya dari wisatawan domestik (wisdom), namun juga wisatawan mancanegara (wisman).
"Selama ini pesertanya baru dari Bandung Raya dan Jakarta, rata-rata sih mahasiswa. Tapi saya punya teman yang pengelola travel, katanya wisatawan dari Malaysia juga seringkali bertanya mengenai tempat-tempat angker di Bandung," ujarnya..
Karena itu, dia menilai, wisata mistis di Bandung cukup menjanjikan. "Tinggal dikemas aja seperti apa supaya menjadi daya tarik wisatawan," tuturnya.
Apalagi, menurut Teguh, biaya yang dikeluarkan untuk wisata mistis relatif murah. "Tarifnya hanya Rp 30 ribu per orang, itu pun sudah dikasih makan, minum, diberi PIN dan juga buat bayar pemandunya," kata Teguh.
Oleh karenanya, Teguh mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan presentasi di depan Disparbud Bandung, agar para wisatawan bisa masuk ke dalam gedung. "Banyak permintaan agar tak hanya dari kejauhan saja, tapi juga masuk ke dalam. Tapi kalau enggak diizinkan ya kita tetap pakai konsep lama," ujarnya.
Wisatawan Kecewa Hanya Bisa Lihat dari Kejauhan
Sayangnya, untuk saat ini peserta wisata mistis hanya bisa melihat dari luar gedung sambil mendengar pemandu mendongeng.
"Urbandung legend belum kita gelar secara periodik, baru setahun sekali. Pada 2008 diikuti oleh 260 peserta dan 2009 hanya 70 peserta," kata Teguh.
Menurut Teguh menurunnya jumlah peserta, karena konsep yang ditawarkan Urbandung Legend kurang greget bagi sebagian peserta. "Karena kita kan hanya lihat di luar gedung, enggak masuk. Nah pemandu bercerita soal cerita mistis di tempat yang didatangin. Namun, mereka kecewa tak bisa ke gedung atau mendekat," jelasnya.
Hal itulah, menurutnya yang menjadi kendala perkembangan wisata mistis di Bandung. Selain tentunya faktor keamanan. Sebab, acara ini digelar malam hari mulai pukul 18.30 WIB hingga 21.30 WIB. "Ya kita khawatir aja kalau ada yang kesurupan," kata Teguh.
"Ini kan kegiatan yang bisa dikatakan nyeleneh. Baru pertama kali dan tidak umum," tambahnya. Padahal, lanjut Teguh, di luar negeri wisata mistis sudah menjadi tren yang dinamakan ghost tour atau spooky tourism.
"Kalau wisata kuliner itu datang sendiri-sendiri, secara pribadi, sementara kalau datangi tempat-tempat angker ini, pengennya kan ramai-ramai, jadi ini potensial untuk dikembangkan," ujar Teguh.
sumber : detikbandung.com
0 komentar:
Posting Komentar