Kontroversi Sajadah Penghitung Rakaat Shalat
Rabu, 09 Juni 2010
TUNISIA (voa-islam): Laporan media pada hari Selasa 6/8/2010 memberitakan bahwa seorang warga negara Tunisia menemukan sajadah pertama untuk menghitung rakaat sholat yang bekerja dengan sensor cahaya, yang diperkirakan akan menimbulkan kontroversi di kalangan ulama di Tunisia dan luar negeri.
Sajadah digital yang diciptakan oleh warga Tunisia Hammadi Al-Abyadh dapat mengirimkan sinyal cahaya ketika rukuk dan sujud, menurut surat kabar lokal "Sabah" di Tunisia.
Sajadah digital yang diciptakan oleh warga Tunisia Hammadi Al-Abyadh dapat mengirimkan sinyal cahaya ketika rukuk dan sujud, menurut surat kabar lokal "Sabah" di Tunisia.
Penemu sajadah pertama tersebut menjelaskan idenya: "kadang-kadang orang yang sholat ragu-ragu jumlah rakaat yang dilakukan yaitu apakah dia sujud satu atau dua kali dalam salah satu rakaatnya,maka orang tersebut perlu menghilangkan ketidakpastian yang ada dalam dirinya".
Sajadah ini diperkirakan akan menimbulkan kontriversi dikalangan para ulama Muslim seputar bolehnya menggunakan sajadah tersebut karena mengirimkan sinyal cahaya dan suara yang dapat mengganggu pikiran seseorang.
Tapi Usman Bathikh (Mufti Tunisia) berkata: "tidak ada larangan menggunakan sajadah penghitung jumlah raka'at dalam sholat karena tidak mengganggu seseorang dalam sholatnya bahkan dapat membantunya untuk memastikan jumlah sujud dan raka'at dengan sinyal optik yang dicatat ketika rukuk dan sujud".
(ar/alarabiya) Sumber
0 komentar:
Posting Komentar