Join and earn money by advertising in Kumpulblogger.com

Sejarah Hari Ibu

Sabtu, 25 Desember 2010

SEJARAH Hari Ibu bermula ketika organisasi-organisasi perempuan 22 Desember 1928 mengadakan Kongres Perempuan di Yogyakarta dan Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Organisasi perempuan ini dibentuk atas semangat perjuangan pahlawan wanita abad ke-19, seperti Cut Nyak Dien, Cut Mutiah dan RA Kartini. Melalui Dekrit Presiden No 316 tahun 1959, Presiden Soekarno menetapkan 22 Desember sebagai Hari Ibu, dan dirayakan secara nasional. 
Sementara di Amerika dan lebih dari 75 negara lain, seperti Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan dan Hongkong, Hari Ibu dirayakan hari Minggu di pekan kedua bulan Mei. Di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah, Hari Perempuan Internasional diperingati setiap bulan Maret.
Dalam bingkai sosial, Hari Ibu dinilai sebagai bentuk konkret peran seorang perempuan dalam membangun moral generasi bangsa, baik melalui pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, teladan, maupun etika bermasyarakat. Perayaan Hari Ibu adalah cermin dari perjuangan dan pengorbanan yang telah ditunjukkan oleh perempuan-perempuan terbaik negeri ini.
Konon, tugas dan tanggung jawab perempuan hanya sebatas menyelesaikan pekerjaan rumah. Keberadaan perempuan dinilai menjadi polemik dalam tatanan sosial masyarakat. Bahkan, seringkali perempuan dianggap seperti bola, dipermainkan ke kanan dan ke kiri. Demikian mainstream yang terbangun di mata masyarakat. Kaum hawa adalah kaum marjinal, terpinggirkan dan selalu nomor dua. Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), penganiayaan dan pembunuhan TKW, perkosaan, perdagangan manusia dan segudang problematika lain yang memasung kemerdekaan wanita sebagai manusia, adalah teror sosial memilukan dan memalukan.
Hari Ibu merupakan momentum besar untuk melihat kembali tugas dan tanggung jawab seorang perempuan, sekaligus meletakkan posisi perempuan pada tatanan sosial yang luhur dan mulia. Perempuan ikut andil dalam memerankan tugasnya sebagai penggerak di berbagai aspek kehidupan, pemenuhan terhadap kebutuhan hidup, baik primer, sekunder maupun tersier dalam bidang keamanan, kesehatan, ekonomi, pemerintahan, pendidikan, bahkan pemberdayaan hak-hak kaum wanita sendiri yang masih compang-camping, menjadi mutlak adanya. 
Hari Ibu adalah hari dimana seluruh kekuatan sosial bertumpu kepada satu tujuan, yakni mengembalikan kemuliaan ibu sebagai sekolah pertama bagi anak, dalam rangka membangun moral generasi penggenggam masa depan bangsa. Walhasil, Hari Ibu dapat dimaknai tidak hanya sebatas hari kasih sayang, hari bebas tugas rutinitas di rumah, hari senang-senang, ataupun hari perayaan semata. Lebih dari itu, Hari Ibu merupakan kebangkitan kaum perempuan. Sumber

0 komentar:

Follow Me

Blog Archive

Online

Directory

The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di Dadaku Text Back Links Exchange Free Automatic Link Free Automatic Backlink http://Link-exchange.comxa.com Powered by Mysiterank

  © Web Design By Septiyans   © Blogger template Writer's Blog by Ourblogtemplates.com 2008   ©The Javanese   ©Doea Enam

Back to TOP