Pakistan Menjadi Negara Paling Mematikan Bagi Wartawan di Tahun 2010
Kamis, 16 Desember 2010
Pakistan adalah negara paling mematikan bagi wartawan pada tahun 2010, dengan sedikitnya delapan pekerja media tewas dalam menjalankan tugas, kata sebuah kelompok advokasi pers mengatakan Rabu kemarin (15/12).
Dalam laporan akhir tahun, Komite Perlindungan untuk Wartawan mengatakan 42 pekerja media tewas di seluruh dunia pada tahun 2010, turun dari catatan 72 yang terbunuh pada tahun 2009.
Jumlah korban "masih sangat tinggi dan mencerminkan para jurnalis menghadapi kekerasan meluas di seluruh dunia," kata Joel Simon, direktur eksekutif kelompok tersebut.
Sementara itu pembunuhan masih menjadi penyebab utama kematian para wartawan, suatu proporsi yang lebih besar dimana para jurnalis tewas dalam serangan bunuh diri dan baku tembak saat tugas di tempat-tempat yang bergolak seperti Pakistan, Afghanistan, Somalia dan Thailand dibandingkan tahun-tahun terakhir, kata kelompok itu.
Enam dari wartawan di Pakistan tewas dalam serangan bunuh diri, sementara yang lainnya 20 orang mengalami luka-luka.
Simon menyebut kematian wartawan di Pakistan "suatu gejala kekerasan meluas yang melanda negeri itu."
"Selama bertahun-tahun wartawan di Pakistan telah terbunuh oleh militan dan diculik oleh pemerintah. Tetapi dengan kenaikan serangan bunuh diri, menjadi risiko terbesar dalam meliput berita," katanya.
Wartawan tewas di 20 negara pada tahun 2010. Setelah Pakistan, tempat paling mematikan berikutnya Irak, dengan empat kematian, diikuti oleh Honduras dan Meksiko dengan masing-masing tiga kematian.
Tercatat pada nomor tahun lalu kematian wartawan sangat tinggi karena pembantaian di Filipina yang melihat lebih dari dua lusin wartawan dan staf mereka ditembak mati.
Simon mengatakan kegagalan pemerintah untuk menyelidiki kematian wartawan berkontribusi pada "iklim impunitas bahwa kekerasan lebih lanjut akhirnya akan terjadi."
Sekitar 90 persen dari pembunuhan wartawan tak terpecahkan, kata laporan itu.
Kelompok itu mengatakan masih menyelidiki 28 kematian awak pers lainnya di tahun 2010 untuk menentukan apakah kematian mereka terkait dengan pekerjaan sebagai seorang jurnalis. Tujuh dari kematian dalam penyelidikan berada di Meksiko, di mana ada "amukan" kekerasan anti-media, menurut laporan tersebut.
Setidaknya lima wartawan yang dilaporkan hilang tahun ini, termasuk tiga di Meksiko, katanya.
Hampir 90 persen dari wartawan tewas pada tahun 2010 adalah wartawan setempat. Lima wartawan internasional tewas tahun ini, dua di antaranya ditembak mati di Thailand selama bentrokan antara demonstran anti-pemerintah dan militer.
Di Irak, kelompok itu mengatakan empat wartawan tewas. Kelompok itu menyatakan bahwa lebih dari 20 wartawan tewas di negara itu setiap tahun dari tahun 2004-2007.
Pervez Shaukat, presiden persatuan Wartawan Pakistan, mengatakan kelompoknya menghitung ada 12 wartawan tewas tahun ini di negaranya.
Dia mengatakan dalam iklim kekerasan saat ini di Pakistan, awak media tidak seharusnya mengharapkan bantuan pemerintah. "Kami tidak mengharapkan pemerintah untuk melindungi kami pada saat para penguasa saat ini sendiri tidak merasa aman," katanya.
Shaukat menyerukan kepada organisasi-organisasi media untuk berbuat lebih banyak dalam melindungi karyawan mereka.
Daftar dari Komite Perlindungan untuk Wartawan tidak termasuk wartawan yang meninggal karena sakit atau tewas dalam kecelakaan yang tidak berhubungan dengan tindakan permusuhan. (fq/ap)
0 komentar:
Posting Komentar