Korawa ( Kurawa )
Jumat, 30 Juli 2010
Korawa atau Kaurawa (Sansekerta: कौरव; kaurava) adalah kelompok antagonis dalam wiracarita Mahabharata. Nama Korawa secara umum berarti "keturunan Kuru". Kuru adalah nama seorang Maharaja yang merupakan keturunan Bharata, dan menurunkan tokoh-tokoh besar dalam wiracarita Mahabharata. Korawa adalah musuh bebuyutan para Pandawa. Jumlah mereka adalah seratus dan merupakan putra prabu Dretarastra yang buta dan permaisurinya, Dewi Gandari.
Istilah Korawa yang digunakan dalam Mahabharata memiliki dua pengertian:
- Arti luas: Korawa merujuk kepada seluruh keturunan Kuru. Dalam pengertian ini, Pandawa juga termasuk Korawa, dan kadangkala disebut demikian dalam Mahabharata, khususnya pada beberapa bagian awal.
- Arti sempit: Korawa merujuk kepada garis keturunan Kuru yang lebih tua. Istilah ini hanya terbatas untuk anak-anak Dretarastra, sebab ia merupakan keturunan yang tertua dalam garis keturunan Kuru. Istilah ini tidak mencakup anak-anak Pandu, yang mendirikan garis keturunan baru, yaitu para Pandawa.
Dalam Mahabharata diceritakan bahwa Gandari, istri Dretarastra, menginginkan seratus putera. Kemudian Gandari memohon kepada Byasa, seorang pertapa sakti, dan beliau mengabulkannya. Gandari menjadi hamil, namun setelah lama ia mengandung, puteranya belum juga lahir. Ia menjadi cemburu kepada Kunti yang sudah memberikan Pandu tiga orang putera. Gandari menjadi frustasi kemudian memukul-mukul kandungannya. Setelah melalui masa persalinan, yang lahir dari rahimnya hanyalah segumpal daging. Byasa kemudian memotong-motong daging tersebut menjadi seratus bagian dan memasukkannya ke dalam guci, yang kemudian ditanam ke dalam tanah selama satu tahun. Setelah satu tahun, guci tersebut dibuka kembali dan dari dalam setiap guci, munculah bayi laki-laki. Yang pertama muncul adalah Duryodana, diiringi oleh Dursasana, dan saudaranya yang lain.
Seluruh putera-putera Dretarastra tumbuh menjadi pria yang gagah-gagah. Mereka memiliki saudara bernama Pandawa, yaitu kelima putera Pandu, saudara tiri ayah mereka. Meskipun mereka bersaudara, Duryodana yang merupakan saudara tertua para Korawa, selalu merasa cemburu terhadap Pandawa, terutama Yudistira yang hendak dicalonkan menjadi raja diHastinapura. Perselisihan pun timbul dan memuncak pada sebuah pertempuran akbar di Kurukshetra.
Setelah pertarungan ganas berlangsung selama delapan belas hari, seratus putera Dretarastra gugur, termasuk cucu-cucunya, kecuali Yuyutsu, putera Dretarastra yang lahir dari seorang dayang-dayang. Yang terakhir gugur dalam pertempuran tersebut adalah Duryodana, saudara tertua para Korawa. Sebelumnya, adiknya yang bernama Dursasana yang gugur di tangan Bima. Yuyutsu adalah satu-satunya putera Dretarastra yang selamat dari pertarungan ganas di Kurukshetra karena memihak para Pandawa dan ia melanjutkan garis keturunan ayahnya, serta membuatkan upacara bagi para leluhurnya.
Berikut ini nama-nama seratus Korawa versi Indonesia. Kedua Korawa utama yaitu Suyodana alias Duryodana dan Dursasana disebut lebih dahulu. Kemudian yang lain disebut menurut urutan abjad.
- Duryodana (Suyodana)
- Dursasana (Duhsasana)
- Abaswa
- Adityaketu
- Alobha
- Anadhresya (Hanyadresya)
- Anudhara (Hanudhara)
- Anuradha
- Anuwinda (Anuwenda)
- Aparajita
- Aswaketu
- Bahwasi (Balaki)
- Balawardana
- Bhagadatta (Bogadenta)
- Bima
- Bimabala
- Bimadewa
- Bimarata (Bimaratha)
- Carucitra
- Citradharma
- Citrakala
- Citraksa
- Citrakunda
- Citralaksya
- Citrangga
- Citrasanda
- Citrasraya
- Citrawarman
- Dharpasandha
- Dhreksetra
- Dirgaroma
- Dirghabahu
- Dirghacitra
- Dredhahasta
- Dredhawarman
- Dredhayuda
- Dretapara
- Duhpradharsana
- Duhsa
- Duhsah
- Durbalaki
- Durbharata
- Durdharsa
- Durmada
- Durmarsana
- Durmukha
- Durwimocana
- Duskarna
- Dusparajaya
- Duspramana
- Hayabahu
- Jalasandha
- Jarasanda
- Jayawikata
- Kanakadhwaja
- Kanakayu
- Karna
- Kawacin
- Krathana (Kratana)
- Kundabhedi
- Kundadhara
- Mahabahu
- Mahacitra
- Nandaka
- Pandikunda
- Prabhata
- Pramathi
- Rodrakarma (Rudrakarman)
- Sala
- Sama
- Satwa
- Satyasanda
- Senani
- Sokarti
- Subahu
- Sudatra
- Suddha (Korawa)
- Sugrama
- Suhasta
- Sukasananda
- Sulokacitra
- Surasakti
- Tandasraya
- Ugra
- Ugrasena
- Ugrasrayi
- Ugrayudha
- Upacitra
- Upanandaka
- Urnanaba
- Wedha
- Wicitrihatana
- Wikala
- Wikatanana
- Winda
- Wirabahu
- Wirada
- Wisakti
- Wiwitsu (Yuyutsu)
- Wyudoru (Wiyudarus)
Istimewa: |
Para Korawa (putera Dretarastra) yang utama berjumlah seratus, namun mereka masih mempunyai saudara dan saudari pula. Yaitu Yuyutsu, yaitu anak Dretarastra tetapi lain ibu, ibunya seorang wanita waisya. Kemudian dari Dewi Gandari, lahir seorang putra lagi bernama Duskampana dan seorang putri bernama Dursala (atau Duççala atau Dussala).
Nama-nama tokoh para Korawa versi Indonesia diambil dari:
- I Gusti Putu Phalgunadi, 1900, Âdi Parva. The First Book. New Delhi: International Academy of Indian Culture and Aditya Prakashan, halaman 186-189. (Phalgunadi menerbitkan ulang teks Jawa Kuna Adiparwa yang pernah diterbitkan, namun kali ini disertai dengan terjemahan dalam bahasa Inggris. Nama-nama tokoh Korawa di dalam naskah yang digunakan Phalgunadi tidak lengkap, dan kadang-kadang berbeda dengan nama dalam Mahabharata dari India yang memakai bahasa Sansekerta. Kemudian oleh Phalgunadi dilengkapi dengan nama-nama yang ia dapatkan dari Mahabharata versi Sansekerta)
Sumber : wikipedia
0 komentar:
Posting Komentar