Fosil Raksasa Jebal Barez, Salah Satu Hoax Terbaik di Dunia Maya
Senin, 06 September 2010
Pada Oktober 2005, seorang giantology bernama Eric Belson menceritakan mengenai seorang arkeolog Belanda bernama Casper Shilling yang menemukan kerangka makhluk raksasa yang muncul dari kuburannya setelah gempa besar melanda kota Bam, Iran. Kisah ini kemudian menjadi populer di Indonesia dan cukup menarik perhatian di dunia maya.
Walaupun berita mengenai penemuan kerangka itu pertama kali muncul pada tahun 2005, kisah misterius ini baru populer di Indonesia pada tahun 2008 hingga sekarang. Ini cuplikan berita yang beredar di Indonesia:
Walaupun berita mengenai penemuan kerangka itu pertama kali muncul pada tahun 2005, kisah misterius ini baru populer di Indonesia pada tahun 2008 hingga sekarang. Ini cuplikan berita yang beredar di Indonesia:
"Sebuah Fosil makhluk hidup berukuran raksasa (atau bahkan mungkin ultra) yang ditemukan di kawasan Jebal Barez ini sangatlah mengagumkan. Menurut para peneliti, mungkin inilah hewan purba terbesar yang pernah eksis didunia pada masa lalu, ukuran kepalanya saja bisa mencapai panjang 26 meter dengan ketinggian 8 meter!!!"
"Diperkirakan, fosil tersebut mungkin muncul akibat adanya gempa Bumi yang melanda Iran pada 26 Desember 2003 lalu. Reruntuhan batuan akibat gempa bumi di Jebal Barez telah membuka fosil tersebut, yang selama berjuta-juta tahun terkubur didalam bukit-bukit tandus berbatu."
"Tim satuan Kepurbakalaan Iran yang bertanggung jawab penuh atas penggalian sepakat. Mereka menegaskan bahwa ini merupakan kerangka hewan raksasa tunggal, mungkin salah satu hewan purba berjalan melata. Ukurannyapun lebih besar daripada jenis-jenis Dinosaurus yang pernah ada sebelumnya. Tetapi, apakah hewan ini termasuk dalam jajaran Dinosaurus atau bukan, itulah yang belum bisa diterangkan.
"Mungkin inilah yang disebut sebagai kemustahilan Biologis. Setidaknya, kira-kira perlu bertahun-tahun bagi para ahli arkeologi dan paleontologi untuk mengetahui secara pasti mengenai identitas makhluk misterius tersebut."
Nah, sekarang pertanyaannya adalah: Apakah kerangka yang disebut kemustahilan biologis tersebut benar-benar ada? Apakah penemuan itu benar-benar terjadi?
Jawabannya adalah: Tidak.
Untuk mendapatkan jawaban ini, tidak butuh analisa yang rumit. Jika kita googling mengenai kerangka Jebal Barez, maka kita akan segera mendapatkan jawabannya.
Kisah penemuan beserta foto yang ditampilkan ini sebenarnya hanyalah bagian dari sebuah viral marketing.
Kalian yang menggemari Playstation pasti akan menyukai ini. Soalnya, kisah ini dbuat untuk mempromosikan game "Shadow of the Colossus" dari PS2.
Pernahkah kalian memainkannya?
Game ini menceritakan mengenai seorang pemuda yang bernama Wander yang melakukan perjalanan panjang dengan kudanya untuk menyelamatkan seorang gadis. Untuk mencapai tujuannya itu, ia harus berhasil mengalahkan 16 raksasa yang disebut Colossi.
Aspek yang cukup menarik dari kisah ini adalah bagaimana sebuah proses marketing dilakukan dengan jenius (atau serius). Perlu diketahui kalau untuk mempromosikan game ini, Sony tidak hanya menciptakan kisah penemuan kerangka Jebal Barez, mereka juga menciptakan banyak kisah lainnya. Saya akan memberikan beberapa saja sebagai contohnya.
Mari kita lihat bagaimana proses viral marketing ini dilakukan sehingga membawa kesuksesan besar bagi Shadow of the Colossus.
Pertama, Sony menciptakan seorang tokoh bernama Eric Belson yang meluncurkan sebuah blog yang beralamat di giantology.typepad.com. Di blog itu, ia memberikan banyak data mengenai penemuan kerangka-kerangka raksasa di seluruh dunia. Belson mengklaim dirinya sebagai seorang giantology (istilah yang dia ciptakan untuk menyebut bidang keilmuannya).
Pada tanggal 1 Oktober 2005, Belson mengumumkan kalau ia telah membeli domain giantology.net. Di domain barunya itu, ia memposting mengenai kerangka Jebal Barez pada tanggal 5 Oktober 2005.
Pada bulan itu juga game Shadow of the Colossus diluncurkan di Jepang dan Amerika Utara.
Disinilah muncul tokoh Casper Shilling, seorang arkeolog Belanda yang disebut Belson menemukan kerangka di Jebal Barez. Tentu saja, Shilling juga seorang tokoh fiktif. Shilling menceritakan kisah penemuan kerangka tersebut di websitenya www.paleoshilling.nl.
Sama seperti website lain yang khusus diciptakan untuk viral marketing, setelah Shadow of the Colossus diluncurkan beberapa lama, baik website milik Belson maupun Shilling menghilang begitu saja dari dunia maya. Namun, karena kisahnya di copy paste ke berbagai blog, sekarang kita masih bisa mendapatkan foto-foto yang diposting oleh Shilling.
Mengenai raksasa Jebal Barez, kepala kerangka makhluk itu terlihat seperti sketsa di bawah ini:
Bandingkan dengan Colossi ketigabelas bernama Phalanx yang ada di game Shadow of the Colossus. Lihat kepalanya.
Mirip sekali.
Pada tanggal 6 Oktober berikutnya, Belson memposting mengenai laporan tv lokal India yang memberitakan mengenai penemuan sebuah kerangka raksasa yang terdampar di pantai Tamil Nadu setelah terjadinya Tsunami besar. Namun kisah ini sebenarnya dibuat untuk mempromosikan Colossi pertama, Valus. Kerangka tersebut memang dibuat berdasarkan karakter Valus.
Pada 10 Oktober, Belson memposting mengenai penemuan sebuah kerangka raksasa oleh penyelam Australia Ed Guyler di laut dalam di wilayah Australia. Guyler percaya kalau kerangka itu dulunya adalah milik seekor belut raksasa. Namun kisah ini sebenarnya dibuat untuk mempromosikan Colossi ketujuh, Hydrus, yang memang menyerupai belut raksasa.
Pada tanggal 21 Oktober, Belson memposting berita mengenai seorang ahli geologi bernama Arkady Simkin yang pergi ke Siberia untuk mencari minyak. Namun, ia malah menemukan bangkai raksasa yang disebutnya Taurus Major. Kisah ini sebenarnya dibuat untuk mempromosikan Colossi kedua, Quadratus.
Pada tanggal 18 November, Belson memposting mengenai keluarga Sayre yang ketika sedang berlibur di Peru tanpa sengaja menemukan sebuah patung raksasa yang mirip dengan salah satu robot transformer. Kisah ini malah dilengkapi dengan sebuah foto yang memperlihatkan sebuah hierogliph yang menunjukkan adanya ukiran patung tersebut. Padahal, kisah ini dibuat untuk mempromosikan Gaius, Colossi ketiga.
Pada tanggal 26 Desember, Belson memposting foto cuplikan koran mengenai penemuan hierogliph di Lusaka, Zambia, yang luar biasanya, memperlihatkan empat Colossi sedang bersama-sama.
Terlalu spektakuler dan sangat berbau hoax!
Pada pertengahan April 2006, blog Belson lenyap dari dunia maya. Pada akhir 2007, website milik Casper Shilling juga lenyap dari dunia maya. Saat itu, game Shadow of the Colossus telah menjadi blockbuster di seluruh dunia.
Dari enam kisah yang diposting Belson tersebut, hanya satu yang sepertinya lolos dan menjadi populer di Indonesia.
Viral Marketing yang dibuat untuk mempromosikan Shadow of the Colossus ini dianggap sebagai salah satu hoax online terbesar di dunia. Namun paling tidak, usaha ini tidak percuma karena penjualan game ini cukup baik sehingga masuk ke dalam daftar greatest hits Sony pada Agustus 2006.
Diantara kalian mungkin ada yang bertanya: "Brother enigma, apa keuntungan viral marketing seperti ini? Jika seseorang membaca kisah Jebal Barez, belum tentu orang akan mengkaitkannya dengan Shadow of the Colossus. Jadi apa untungnya bagi game tersebut?"
Disitulah jeniusnya. Justru tujuannya adalah supaya orang lain membongkar rekayasa ini. Contohnya seperti yang saya lakukan sekarang.
Jika kalian yang sedang membaca tulisan ini adalah seorang penggemar PlayStation dan belum pernah memainkan Shadow of the Colossus, saya yakin kalian akan segera pergi ke toko dan membeli CD gamenya. Dan hebatnya, saya tidak dibayar oleh Sony untuk menulis artikel ini.
Bukankah itu jenius namanya?
Jawabannya adalah: Tidak.
Untuk mendapatkan jawaban ini, tidak butuh analisa yang rumit. Jika kita googling mengenai kerangka Jebal Barez, maka kita akan segera mendapatkan jawabannya.
Kisah penemuan beserta foto yang ditampilkan ini sebenarnya hanyalah bagian dari sebuah viral marketing.
Kalian yang menggemari Playstation pasti akan menyukai ini. Soalnya, kisah ini dbuat untuk mempromosikan game "Shadow of the Colossus" dari PS2.
Pernahkah kalian memainkannya?
Game ini menceritakan mengenai seorang pemuda yang bernama Wander yang melakukan perjalanan panjang dengan kudanya untuk menyelamatkan seorang gadis. Untuk mencapai tujuannya itu, ia harus berhasil mengalahkan 16 raksasa yang disebut Colossi.
Aspek yang cukup menarik dari kisah ini adalah bagaimana sebuah proses marketing dilakukan dengan jenius (atau serius). Perlu diketahui kalau untuk mempromosikan game ini, Sony tidak hanya menciptakan kisah penemuan kerangka Jebal Barez, mereka juga menciptakan banyak kisah lainnya. Saya akan memberikan beberapa saja sebagai contohnya.
Mari kita lihat bagaimana proses viral marketing ini dilakukan sehingga membawa kesuksesan besar bagi Shadow of the Colossus.
Pertama, Sony menciptakan seorang tokoh bernama Eric Belson yang meluncurkan sebuah blog yang beralamat di giantology.typepad.com. Di blog itu, ia memberikan banyak data mengenai penemuan kerangka-kerangka raksasa di seluruh dunia. Belson mengklaim dirinya sebagai seorang giantology (istilah yang dia ciptakan untuk menyebut bidang keilmuannya).
Pada tanggal 1 Oktober 2005, Belson mengumumkan kalau ia telah membeli domain giantology.net. Di domain barunya itu, ia memposting mengenai kerangka Jebal Barez pada tanggal 5 Oktober 2005.
Pada bulan itu juga game Shadow of the Colossus diluncurkan di Jepang dan Amerika Utara.
Disinilah muncul tokoh Casper Shilling, seorang arkeolog Belanda yang disebut Belson menemukan kerangka di Jebal Barez. Tentu saja, Shilling juga seorang tokoh fiktif. Shilling menceritakan kisah penemuan kerangka tersebut di websitenya www.paleoshilling.nl.
Sama seperti website lain yang khusus diciptakan untuk viral marketing, setelah Shadow of the Colossus diluncurkan beberapa lama, baik website milik Belson maupun Shilling menghilang begitu saja dari dunia maya. Namun, karena kisahnya di copy paste ke berbagai blog, sekarang kita masih bisa mendapatkan foto-foto yang diposting oleh Shilling.
Mengenai raksasa Jebal Barez, kepala kerangka makhluk itu terlihat seperti sketsa di bawah ini:
Bandingkan dengan Colossi ketigabelas bernama Phalanx yang ada di game Shadow of the Colossus. Lihat kepalanya.
Mirip sekali.
Pada tanggal 6 Oktober berikutnya, Belson memposting mengenai laporan tv lokal India yang memberitakan mengenai penemuan sebuah kerangka raksasa yang terdampar di pantai Tamil Nadu setelah terjadinya Tsunami besar. Namun kisah ini sebenarnya dibuat untuk mempromosikan Colossi pertama, Valus. Kerangka tersebut memang dibuat berdasarkan karakter Valus.
Pada 10 Oktober, Belson memposting mengenai penemuan sebuah kerangka raksasa oleh penyelam Australia Ed Guyler di laut dalam di wilayah Australia. Guyler percaya kalau kerangka itu dulunya adalah milik seekor belut raksasa. Namun kisah ini sebenarnya dibuat untuk mempromosikan Colossi ketujuh, Hydrus, yang memang menyerupai belut raksasa.
Pada tanggal 21 Oktober, Belson memposting berita mengenai seorang ahli geologi bernama Arkady Simkin yang pergi ke Siberia untuk mencari minyak. Namun, ia malah menemukan bangkai raksasa yang disebutnya Taurus Major. Kisah ini sebenarnya dibuat untuk mempromosikan Colossi kedua, Quadratus.
Pada tanggal 18 November, Belson memposting mengenai keluarga Sayre yang ketika sedang berlibur di Peru tanpa sengaja menemukan sebuah patung raksasa yang mirip dengan salah satu robot transformer. Kisah ini malah dilengkapi dengan sebuah foto yang memperlihatkan sebuah hierogliph yang menunjukkan adanya ukiran patung tersebut. Padahal, kisah ini dibuat untuk mempromosikan Gaius, Colossi ketiga.
Pada tanggal 26 Desember, Belson memposting foto cuplikan koran mengenai penemuan hierogliph di Lusaka, Zambia, yang luar biasanya, memperlihatkan empat Colossi sedang bersama-sama.
Terlalu spektakuler dan sangat berbau hoax!
Pada pertengahan April 2006, blog Belson lenyap dari dunia maya. Pada akhir 2007, website milik Casper Shilling juga lenyap dari dunia maya. Saat itu, game Shadow of the Colossus telah menjadi blockbuster di seluruh dunia.
Dari enam kisah yang diposting Belson tersebut, hanya satu yang sepertinya lolos dan menjadi populer di Indonesia.
Viral Marketing yang dibuat untuk mempromosikan Shadow of the Colossus ini dianggap sebagai salah satu hoax online terbesar di dunia. Namun paling tidak, usaha ini tidak percuma karena penjualan game ini cukup baik sehingga masuk ke dalam daftar greatest hits Sony pada Agustus 2006.
Diantara kalian mungkin ada yang bertanya: "Brother enigma, apa keuntungan viral marketing seperti ini? Jika seseorang membaca kisah Jebal Barez, belum tentu orang akan mengkaitkannya dengan Shadow of the Colossus. Jadi apa untungnya bagi game tersebut?"
Disitulah jeniusnya. Justru tujuannya adalah supaya orang lain membongkar rekayasa ini. Contohnya seperti yang saya lakukan sekarang.
Jika kalian yang sedang membaca tulisan ini adalah seorang penggemar PlayStation dan belum pernah memainkan Shadow of the Colossus, saya yakin kalian akan segera pergi ke toko dan membeli CD gamenya. Dan hebatnya, saya tidak dibayar oleh Sony untuk menulis artikel ini.
Bukankah itu jenius namanya?
source: http://xfile-enigma.blogspot.com/2010/09/fosil-raksasa-jebal-barez-salah-satu.html
0 komentar:
Posting Komentar